Review : Tak banyak film cerita yang mengangkat kisah tentang suka duka para pendaki gunung seperti Film Pencarian Terakhir ini, film yang dibintangi Lukman Sardi, Yama Carlos, Alex Abbad, dan Richa Novisha ini berkisah tentang petualangan, kesetiakawanan dengan bumbu horor dan mistis. Hal yang menarik, film ini merupakan film panjang pertama dari Affandi Abdul Rachman. Sutradara lulusan Columbia College of Hollywood dimana dia lulus S1 dalam bidang Movie Directing dengan predikat Magna Cum Laude, ini sebelumnya baru menggarap film pendek, yakni Paranoid dan Phoenix. Meski demikian, di film ini Affandi mampu menjalin ikatan cerita dengan baik. Penonton dapat menangkap pesan persahabatan, tanggung jawab dan keberanian di dalam film ini tanpa harus mengerutkan kening.
======= Sita mendapat kabar penting dari pos Jagawana gunung Sarangan, gunung yang terkenal dengan ‘daerah angkernya”, bahwa sudah dua hari ini, Gancar adiknya dan beberapa teman grup pendaki belum lapor ke pos satu, dikuatirkan mereka hilang di tengah jalur pendakian. Kejadian ini membuat Sita shock, saat itu juga Sita bersama Oji bergegas untuk berangkat menyusul mencari Gancar dkk. Tanpa sepengetahuan Sita dan Oji, Bagus mendatangi Tito, sahabat lama yang mengasingkan diri karena trauma dengan masa lalu yang menghancurkan persahabatan mereka. Dahulu Norman dan Tito pernah hilang di gunung Sarangan. Saat itu hanya Tito yang selamat, Norman dinyatakan hilang secara misterius di salah satu lokasi angker gunung Sarangan. Semenjak peristiwa itu, Tito selalu dihantui rasa bersalah. Ia memutuskan untuk menjauh dari kegiatan pecinta alam. Bagus memaksa Tito untuk ikut naik gunung dan membantu menjadi volunteer SAR untuk mencari Gancar dkk. Tito akhirnya mau membantu, berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menebus kesalahannya dahulu. Setelah berhari-hari menjalani pencarian, ternyata kejadian ini membuahkan titik terang jawaban bagi Tito. Teka teki akan hilangnya Norman yang tidak pernah terselesaikan akhirnya terjawab. Apakah mereka berhasil menemukan Gancar dkk?
=========== Ada beberapa hal menarik saat proses syuting pembuatan film ini, antara lain lokasi shooting di Hutan Cisaat yang terletak di Sukabumi merupakan daerah yang tidak pernah terjamah karena merupakan daerah hutan lindung.
Saat itu Tim produksi dari Vandea Productions terpaksa membuka jalan khusus untuk kebutuhan shooting film ini. Pelatihan akting dan membaca dialog yang dilakukan para pemeran di Jakarta dilanjutkan di camp di Sukabumi, tidak jauh dari lokasi dimana para pemeran melakukan juga pelatihan khusus tekhnik survival di medan pegunungan bersama tim SAR. Tim SAR yang terlibat di dalam film adalah tim SAR sunguhan yang ber-base camp di Sukabumi kecuali tokoh Kang Bernard yang diperankan oleh Verdi Solaiman. Para anggota Tim SAR juga diberi pelatihan akting dan membaca dialog serta pemahaman blocking untuk kebutuhan gambar sebelum syuting. Lokasi yang masih 'perawan' ini membuat banyak pemain yang mengalami kejadian mistis dan kru film yang diganggu penampakan-penampakan. Kejadian tersebut menimpa Lukman Sardi, ia sering diganggu hingga di suatu pagi buta ia bersama para pemain lain yang Muslim melakukan shalat berjamaah ebanyak 7 rakaat. Sedangkan Sutradara Affandi Abdul Rachman didatangi sosok hitam dan besar di kamarnya saat ia sedang tidur. 'Tamu' misterius ini menyebabkan Affandi kaget luar biasa. Di saat setengah sadar ia berusaha memerangi sosok hitam tersebut sehingga laptopnya yang berada di dekatnya terlempar. Affandi Abdul rachman sengaja menggabungkan pemain dengan latar belakang popularitas yang beragam. Bongkar pasang pemeran terjadi sebelum syuting dengan Ariel Peterpan sebagai salah satu kandidat pemeran tokoh Norman.
Nama-nama lain seperti Ibnu Jamil, Fauzi Baadila juga sempat masuk sebagai kandidat. Film ini merupakan film pertama Mr. Affandi Abdul Rachman yang banyak mendapatkan pujian dan berhasil memenangkan penghargaan di Bali International Film Festival: Pemenang Ke 3 Sarasvati People's Choice Award. Congrat Mr. Affandi Abdul Rachman. Part 1 Part 2
Home